Selamat di tengah laut Rizal ditemukan selamat oleh kapal MV Durban Bridge
yang berlayar dari Afrika, menuju Malaysia, Senin (3/1). Korban berada di
atas ranting tengah laut selama 8 hari (afp).
(Embedded image moved to file: pic23976.jpg)
Selamat di Tengah Samudra, Tak Pernah Tinggalkan Shalat
Rizal Sahputra, terapung di atas ranting di lautan Hindia selama delapan
hari diselamatkan kapal kontainer Senin lalu. Selama di laut, dia hanya
membaca doa dan tidak pernah meninggalkan sholat
Hidayatullah.com--Rizal, 20, pemuda asal Banda Aceh ditemukan anak buah
kapal Durban Bridge Senin (3/1) di atas ranting di tengah samudra. Di
tengah laut, pemuda pemberani ini mengaku hanya minum air laut dan air
hujan. Meski begitu, dirinya mengaku tak pernah berhenti membaca doa dan
memohon semoga selamat dari bencana yang dihadapinya. Yang tak kalah
menarik, Rizal mengaku tak pernah meninggalkan sholat di atas samudra itu
hingga dirinya ditemukan.
Seperti dikutip Berita Harian, Rizal mengaku, ketika Tsunami melanda Banda
Aceh pada pagi hari tanggal 26 Desember lalu, dia bersama beberapa temannya
tengah ikut gotong-royong membuat masjid.
"Ketika sedang membuat masjid, tiba-tiba datang anak-anak yang menjerit
sambil mengatakan, 'lari, ombak besar'. Masya-Allah, saya nampak ombak
besar datang lalu terus berlari dan memanjat sebuah gedung dua tingkat.
"Bagaimanapun, ombak yang datang itu terlalu besar sehingga menyebabkan
semua tenggelam, tinggal saya saja. Kemudian, datang lagi ombak yang lebih
besar, setinggi kira-kira 15 meter dan saya terus dihanyutkan ke laut.
"Ketika itu saya lihat mayat di sekeliling saya. Kiri, kanan semuanya mayat
tetapi saya tidak takut, saya cuma terfikir... jangan-jangan orang tua saya
sudah meninggal. Ya sudah, jika orang tua saya sudah meninggal, apa boleh
buat," katanya.
Setelah terapung-apung di atas ranting di tengah lautan selama delapan
hari, pemuda dengan tinggi 1.67 meter dan berat badan 55 kilogram itu
kemudian ditemukan awak Durban Bridge yang berlabuh di Dermaga 21,
Pelabuhan Utara, Malaysia pada jam 7.30 pagi.
Rizal kemudian diantar dengan ambulans ke Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah
(HTAR), Klang guna mendapatkan perawatan lebih lanjut dan keadaannya
dilaporkan stabil.
Rizal dijumpai anak kapal Durban Bridge, sekitar 100 mil dari pantai Aceh
dengan hanya memakai kemeja jingga dan menggunakan celana pendek hijau tua.
Saat itu, Rizal sedang berdiri di timbunan ranting yang terapung.
Lambaian tangannya ke arah kapal kemudian terlihat anak buah kapal Durban
Bridge. Seorang anak buah kapal kemudian melemparkan pelampung pada Rizal
yang kemudian terpaksa berenang sejauh kira-kira 100 meter untuk
menghampirinya sebelum dibawa naik.
Kapten kapal itu, Liu Xiang Ping, kemudian mengabarkan penemuan pemuda
pemberani itu kepada pihak pemerintah di pelabuhan Northport dengan
mengirimkan email dan meminta supaya persiapan dilakukan setibanya di
pelabuhan.
Saat ditanya mengenai detik paling menyedihkan baginya sepanjang tragedi
itu, Rizal yang masih kelihatan lemah berkata, hatinya amat pilu apabila
melihat sendiri bagaimana ahli keluarganya ditelan tsunami itu.
"Selain itu, saya juga menyaksikan sendiri bagaimana seorang lagi sahabat
saya yang masih selamat dengan berpaut di timbunan batang yang hanyut,
hilang dan lemas hanya dua hari sebelum saya diselamatkan kapal ini.
"Barangkali, kini semua keluarga saya sudah meninggal dunia. Saya tidak
tahu," katanya sambil kesedihan terbayang di wajahnya tetapi segera
ditahannya dengan mengucapkan syukur kepada Allah.
Rizal yang mengalami banyak luka di kedua-dua belah kaki mengatakan,
sepanjang di laut, dia terpaksa berpaut pada ranting yang menjadi
pelampungnya serta minum air hujan dan air kelapa serta makan makanan yang
terapung di dekatanya.
Ketika hanyut, katanya, dia juga melihat beberapa kapal lewat dan mencoba
memberikan isyarat tertentu guna meminta bantuan tetapi jaraknya sangat
jauh sehingga isysaratnya tak terlihat.
Rizal juga bercerita, dia juga jatuh ke laut beberapa kali bersama ombak
yang kuat pada saat kejadian itu tapi kemudian dia sukses berpaut pada
batang ranting yang kemudian dijadikan sebagai pelampungnya hinga dirinya
ditemnukan.
Keajaiban Allah
Ditanya bagaimana dia bisa terselamat sedangkan hanyut lama di laut, Rizal
hanya berujar, "Segalanya berkat izin dan kebesaran Allah. Allah
mengizinkan saya panjang umur... maka ya, saya panjang umur," katanya.
Sementara itu, pejabat kepolisian Northport, Inspektor Polis Bantuan Abdul
Rashid Harun, mengatakan, Rizal memberitahukan, saat di tengah samudra,
Rizal terus membaca doa menahan lapar bahkan tak pernah meninggalkan sholat
sepanjang terapung di laut.
"Cuma, banyak luka di kedua-dua kakinya dan Rizal nampak lemah serta letih.
Tetapi dia boleh berjalan dan bicara," ujar Abdul Rashid.
Pejabat Northport itu pertama kali menerima pesan mengenai penemuan Rizal
melalui email Durban Bridge sekitar jam 9 pagi. Setelah itu, dirinya segera
memerintahkan pada agen kapal, dan petugas dari Pusat Mencari dan
Menyelamat Maritim (MRCC) untuk menjemput korban.
Keajaiban Allah juga terjadi pada Melawati (23). Jum'at lalu, wanita asal
Nunggayo Tenaom, Aceh Jaya ini ditemukan selamat setelah terapung selama
enam hari di lautan Hindia oleh sebuah perahu bot nelayan Malaysia yang
tengah menangkap ikan tuna.
Melawati kemudian diantar ke Pelabuhan Tuna Antarabangsa Malaysia Batu
Maung, Pulau Pinang sekitar jam 2 petang, Senin (3/1) lalu. (Berita Harian)
From : DT milis
No comments:
Post a Comment