Friday, 11 November 2016

Berdakwah itu Perlu Tata Cara dan Tata Krama



Oleh : Pakdhe Tegoeh


18:55 (BIASA-nya SERIUS)
::::
Menyampaikan KEBENARAN itu hak dan juga kewajiban, hanya saja perlu TATA CARA dan TATA KRAMA.

Tak ubahnya seorang Salesman yang memasarkan sesuatu kepada calon pembeli, memerlukan trik dan strategi yang jitu, agar barang dagangan itu menarik, sehingga calon pembeli itu berminat.
Namun jika calon pembeli sudah merasa TIDAK NYAMAN dengan cara salesman tadi, jangankan mau membeli, bisa-bisa si salesman diusirnya pergi.


Dalam DAKWAH demikian pula, Al Qur'an sudah membuat batasan, untuk menyampaikan Dakwah dengan PENUH HIKMAH dan dengan cara yang HASANAH (baik, lemah lembut), karena keberhasilan Dakwah itu adalah turunnya HIDAYAH, sedangkan Hidayah itu sendiri adalah merupakan Hak PREROGATIF Allah.

Dan jangan lupa, ada ayat yang mengatakan, bahwa ada individu-individu yang DIBERI PERINGATAN atau TIDAK DIBERI PERINGATAN, mereka TETAP TIDAK AKAN BERIMAN, satu kenyataan bahwa Allah-lah yang KUASA BERKEHENDAK.

Saya sangat setuju dengan pendapat para Kyai Sepuh yang mengatakan ; DAKWAH adalah MENGAJAK bukan MEMERINTAH.

Banyak pula rumusan-rumusan Dakwah yang telah dikembangkan, diajarkan dan dipraktikan oleh para Da'i, untuk mencapai hasil baik, hanya saja yang perlu dijadikan pertimbangan, bahwa jaman sudah berubah, cara berfikir masyarakat juga sudah berubah.
Cara para Wali yang menempa diri dengan menembus batas Metafisika (salah satu cara yang paling JITU), saat sekarang ini mungkin sulit ditiru, tapi barang kali membentuk dan menunjukkan AKHLAQ YANG BAIK bisa menjadi pengganti.

Bagaimana mungkin seorang Da'i bisa meyakinkan orang lain, soal fananya kehidupan Dunia, kalau dia sendiri masih RAKUS dengan Duniawi.

Bagaimana mungkin seorang Da'i bisa mengajarkan kehalusan budi, sementara dia sendiri masih gemar MENGGONGGONG (njegog) seenaknya, karena belum bisa membedakan antara tamu dan pencuri.

Bagaimana mungkin seorang Da'i bisa membantu umatnya, jika untuk kebutuhan diri dia sendiri "BELUM SELESAI".

Bagaimana mungkin seorang Da'i bisa MENUNTUN di jalan yang benar (Right track), jikalau dia sendiri "BELUM pernah SAMPAI".

Mengajak Sholat umat yang sudah berada di dalam Masjid, adalah hal yang mudah, dibandingkan dengan berupaya menghentikan Perjudian di lingkungan tempat tinggal kita sendiri.
Mau coba ?, silahkan ... saya jamin akan ada PITAK di kepala dengan 13 jahitan, seperti di kepala saya.

Sampaikan saja PESAN-PESAN KEBENARAN DARI TUHAN itu, terbungkus dengan Akhlaq yang baik, SABAR dan DO'A, berharap Allah melimpahkan HIDAYAH, dan tak usah difikirkan hasil akhirnya, karena itu HAK MUTLAK milik Allah.

::::
(berharap Allah mengampuni kelancanganku)

Friday, 4 November 2016

Meskipun anjing mengonggong kafilah tetap berlalu

Sejak SD, Kita sudah diperkenalkan dengan pribahasa :

Meskipun anjing mengonggong kafilah tetap berlalu
Dalam sebuah diskusi dengan Pak Soenarto, saya baru tahu, kalau pribahasa tersebut diambil dari puisi Rumi [perlu rujukan] .

Yang artinya menurut Pak Soenarto :

anjing = semua godaan duniawi ,
kafilah = keimanan kita
Intinya kebenaran akan muncul dan tegak dengan sendirinya . 17 kali sehari dalam Sholat kita mengucapkan ihdinnas sirotol mustakim...Ya Allah bimbinglah aku kejalan yang benar ....


Monday, 10 October 2016

43 Nilai Dakwah Menurut Buya Hamka

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

SAHIH INTERNATIONAL
Invite to the way of your Lord with wisdom and good instruction, and argue with them in a way that is best. Indeed, your Lord is most knowing of who has strayed from His way, and He is most knowing of who is [rightly] guided.

INDONESIAN
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Tulisan 43 Nilai Dakwah ini  saya ambil dari posting di media sosial Pak Satria Dharma, yang sepertinya diambil dari [1] (Catatan : Perlu dicari lebih jauh, tulisan 43 Nilai Dakwah ini, ditulis oleh Buya Hamka di bukunya yang berjudul apa ? )

Apakah Agamamu Dihina ?

Jangan diam saja. Itulah saatnya kamu harus berdakwah.

Apa dakwah itu?

Dakwah Menurut Buya Hamka

  1. Dakwah itu membina, bukan menghina.
  2. Dakwah itu mendidik, bukan ‘membidik’
  3. Dakwah itu mengobati, bukan melukai.
  4. Dakwah itu mengukuhkan, bukan meruntuhkan.
  5. Dakwah itu saling menguatkan, bukan saling melemahkan.
  6. Dakwah itu mengajak, bukan mengejek.
  7. Dakwah itu menyejukkan, bukan memojokkan.
  8. Dakwah itu mengajar, bukan menghajar.
  9. Dakwah itu saling belajar, bukan saling bertengkar.
  10. Dakwah itu menasehati, bukan mencaci maki.
  11. Dakwah itu merangkul, bukan memukul.
  12. Dakwah itu mengajak bersabar, bukan mengajak mencakar.
  13. Dakwah itu argumentatif, bukan provokatif.
  14. Dakwah itu bergerak cepat, bukan sibuk berdebat.
  15. Dakwah itu realistis, bukan fantastis.
  16. Dakwah itu mencerdaskan, bukan membodohkan.
  17. Dakwah itu menawarkan solusi, bukan mengumbar janji.
  18. Dakwah itu berlomba dalam kebaikan, bukan berlomba saling menjatuhkan.
  19. Dakwah itu menghadapi masyarakat, bukan membelakangi masyarakat
  20. Dakwah itu memperbarui masyarakat, bukan membuat masyarakat baru.
  21. Dakwah itu mengatasi keadaan, bukan meratapi kenyataan.
  22. Dakwah itu pandai memikat, bukan mahir mengumpat.
  23. Dakwah itu menebar kebaikan, bukan mengorek kesalahan.
  24. Dakwah itu menutup aib dan memperbaikinya, bukan mencari-cari aib dan menyebarkannya
  25. Dakwah itu menghargai perbedaan, bukan memonopoli kebenaran.
  26. Dakwah itu mendukung semua program kebaikan, bukan memunculkan keraguan.
  27. Dakwah itu memberi senyum manis, bukan menjatuhkan vonis.
  28. Dakwah itu berletih-letih menanggung problem umat, bukan meletihkan umat.
  29. Dakwah itu menyatukan kekuatan, bukan memecah belah barisan.
  30. Dakwah itu kompak dalam perbedaan, bukan ribut mengklaim kebenaran.
  31. Dakwah itu siap menghadapi musuh, bukan selalu mencari musuh.
  32. Dakwah itu mencari teman, bukan mencari lawan.
  33. Dakwah itu melawan kesesatan, bukan mengotak-atik kebenaran.
  34. Dakwah itu asyik dalam kebersamaan, bukan bangga dengan kesendirian.
  35. Dakwah itu menampung semua lapisan, bukan memecah belah persatuan.
  36. Dakwah itu kita mengatakan: “aku cinta kamu”, bukan “aku benci kamu”
  37. Dakwah itu kita mengatakan: “Mari bersama kami” bukan “Kamu harus ikut kami”.
  38. Dakwah itu “Biaya Sendiri” bukan “Dibiayai/Disponsori”
  39. Dakwah itu “Habis berapa?” bukan “Dapat berapa ?”
  40. Dakwah itu “Memanggil/Mendatangi” bukan “Dipanggil/Panggilan”
  41. Dakwah itu “Saling Islah” bukan “Saling Salah”
  42. Dakwah itu di masjid, di sekolah, di pasar, di kantor, di parlemen, di jalanan, hingga dimana saja, bukan hanya di pengajian.
  43. Dakwah itu dengan “Cara Nabi” bukan dengan “Cara Sendiri”.[]
Dakwah nomor berapa saja yang sudah Kita lakukan  ?


Referensi 

Saturday, 6 August 2016

Ambil Bagian, Jangan Tinggal Diam

Sebuah karya tulis seorang sahabat wa.......

Ada kisah yang menceritakan seekor burung pipit di zaman Nabi Ibrahim AS. Tatkala kekasih Allah itu dibakar oleh Namrudz yang kejam, burung kecil ini berusaha melakukan sesuatu dan tidak tinggal diam.


Dia angkut air dengan paruhnya yang kecil untuk memadamkan kobaran api besar yang disulut raja lalim.

Berulang-alik dia mengangkut air, dan pasti, usaha itu tidak memadamkan api yang sangat besar.

Burung-burung lain bertanya pada pipit kecil, mengapa dia melalukan itu? Tak berguna dan tidak memberi hasil. Begitu kata mereka. Tapi burung pipit kecil memberikan jawaban yang sangat luar biasa.

"Mungkin air yang kubawa tidak akan memadamkan api di bawah sana. Tapi jika nanti Allah bertanya, maka aku bisa memberikan jawaban, dan sbg bukti dimana aku berpihak. Bahwa aku tidak tinggal diam. Aku telah melakukan sesuatu!"

Jangan berdiam diri, ambil bagian dalam dakwah dan perjuangan. Besar kecil tak jadi soal. Sebab Allah yang menilai dan memandang.

Sahabat Bilal bin Rabbah RA, ketika Sayyidina Abubakar mengumumkan akan mengumpulkan Al Quran, beliau mengambil bagian yang sering dianggap ringan dalam sejarah.

Beliau pergi dan berjalan ke tempat-tempat yang jauh, membawa kabar dan pengumuman. Menyeru kepada semua kaum Muslimin yang menghafal Al Quran untuk datang ke Masjid Nabi, untuk dikumpulkan dan dibukukan.

Maka jika kini kita membaca Al Quran, sungguh Sahabat Bilal RA akan mendapatkan pahala yang mengalir dari usaha yang beliau lakukan.
Beliau mengambil peran dari sebuah perjalanan dan proses sejarah yang besar.
Tidak tinggal diam.

Sahabat Ammar bin Yassir juga punya peran yang sangat unik. Saat pembangunan Masjid Nabawi, beliau sangat semangat sekali.

Diangkutnya batu di pundak kiri dan kanan. Berkali-kali beliau ulang alik memanggul batu, sampai keruntuhan.

Dan membuat khawatir Rasulullah dan semua sahabat yang lain. Mereka bertanya, mengapa membawa batu tak satu-satu? mengapa harus membawa beban di kiri dan kanan?

Lalu Sahabat Ammar memberikan jawaban, "Aku membawa dua. Yang satu untukku sendiri. Dan yang satu lagi, aku hadiahkan untuk Rasulullah Junjungan."

Allahu Akbar.

Agama ini dibawa dan didukung oleh manusia-manusia yang mengambil peran.

Manusia-manusia yang bekerja dan tidak tinggal diam. Manusia-manusia yang maju dan bergerak mengusung dakwah dengan segala dan berbagai kemampuan.

Dengan tenaga, dengan pikirannya, dengan hartanya, dengan kemampuannya, dengan doanya, dengan waktu, bahkan keterampilannya.

Sekarang giliran kita untuk mengambil peran, untuk kebaikan.

Wednesday, 23 March 2016

Hakikat Kemiskinan

Tulisan ini diambil dari posting Mang Abdul Rohim di media sosialnya.

Selamat pagi rekan2.....Isilah titik-titik di bawah ini dan mohon dijawab dengan jujur di dalam hati kita masing-masing ...mohon tdk membaca kebawah sebelum soal dijawab ya... mari kita perhatikan:
1. Allah menciptakan tertawa dan ..........
2. Allah itu mematikan dan .............
3. Allah menciptakan laki-laki dan ...........
4. Allah memberikan kekayaan dan ..........
Sekarang mari kita bahas. Mayoritas kita tentu akan dengan mudah menjawab:
1. ....dan Menangis
2. ...dan Menghidupkan
3. ...... dan Perempuan
Tapi bagaimana dengan no.4 ...? Apakah jawabannya Kemiskinan ...?
Untuk mengetahui jawabannya, mari kita lihat rangkaian firman Allah dalam Surah An-Najm ayat 43-45, dan 48, sebagai berikut:
Jawaban no 1:
ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺃَﺿْﺤَﻚَ ﻭَﺃَﺑْﻜَﻰ
"dan Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis." (QS. An-Najm: 43)
Jawaban no 2:
ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺃَﻣَﺎﺕَ ﻭَﺃَﺣْﻴَﺎ
"dan Dia-lah yang mematikan dan menghidupkan." (QS. An-Najm: 44)
Jawaban no 3:
ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺰَّﻭْﺟَﻴْﻦِ ﺍﻟﺬَّﻛَﺮَ ﻭَﺍﻟْﺄُﻧﺜَﻰ
"dan Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan. " (QS. An-Najm: 45)
Jawaban no 4:
ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺃَﻏْﻨَﻰ ﻭَﺃَﻗْﻨَﻰ
"dan Dia-lah yang memberikan kekayaan dan kecukupan." (QS. An-Najm: 48)
Ternyata jawaban kita yg benar hanya pada no. 1-3 ... sedangkan jawaban untuk no. 4 keliru dan kita sdh berburuk sangka kpd Allah
Subhanallah..
Sesungguhnya Allah Ta'ala hanya memberi Kekayaan dan Kecukupan kepada hamba-Nya.
Ternyata yang "menciptakan" Kemiskinan adalah diri kita sendiri.
Kemiskinan itu kita bentuk di dalam pola pikir kita sendiri.
Itulah hakikatnya, mengapa orang-orang yang senantiasa bersyukur; walaupun hidup pas-pasan ia akan tetap tersenyum dan merasa cukup, bukan merasa miskin.

Sunday, 20 March 2016

Hedonic Treadmill

Oleh : Prof. Akhmaloka, Mantan Rektor ITB


Pertanyaan: Kenapa makin tinggi income seseorang, ternyata makin menurunkan peran uang dalam membentuk kebahagiaan? Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yg kemudian dikenal dengan nama: “hedonic treadmill”.


Gampangnya, hedonic treadmill ini adl seperti ini : saat gajimu 5 juta, semuanya habis. Saat gajimu naik 30 juta per bulan, eh semua habis juga.Kenapa begitu? Krn ekspektasi n gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dg kenaikan penghasilanmu.Dengan kata lain, nafsumu utk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dg peningkatan income-mu. Itulah kenapa disebut hedonic treadmill: seperti berjalan diatas treadmill, kebahagiaanmu tidak maju-maju !

Nafsu materi tidak akan pernah terpuaskan.
Saat income 10 juta/bulan, mau naik Avanza. Saat income 50 juta/bulan pengen berubah naik Alphard. Itu salah satu contoh sempurna tentang jebakan hedonic treadmill.

Hedonic treadmill membuat ekspektasimu akan materi terus meningkat. Itulah kenapa kebahagiaanmu stagnan, meski income makin tinggi.
Ada eksperimen menarik: seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp 5 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah.Apa yang terjadi? 6 bulan setelah menang hadiah 5 milyar, level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian berhadiah.Itulah efekhedonic treadmill.

Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan hedonic treadmill?
Lolos dari jebakan nafsu materi yg tidak pernah berujung ?

Terapkan lah gaya hidup yg bersahaja ! sekeping gaya hidup yg tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi.
Mengubah orientasi hidup ! makin banyak berbagi , semakin banyak memberi kepada orang lain, teruji justru semakin membahagiakan... Bukan -lah banyak mengumpulkan materi yg membuat kebahagiaanmu terpuaskan !
When enough is enough.

Kebahagiaan itu kadang sederhana : misal masih bisa menikmati secangkir kopi panas, memeluk anggota keluarga yg sehat, tersenyum memulai hari hari, menyapa dan mengasih tip ke tukang sampah, lanjut membaca "makanan" spiritual sepanjang perjalanan menuju tempat tugas berbakti utk bangsa dan agama, maka betapa indahnya hidup ini !
Selamat menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya kawan.

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)” (QS al-Takâtsur [102]: 1-3)

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia semakin kikir.” (QS al-Mârij [70]: 19-21).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Kekayaan itu bukanlah lantaran banyak harta bendanya, akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan jiwa.” (HR al-Bukhari).

Saturday, 19 March 2016

Tentang Rezeki Allah



Tulisan ini diambil dari posting di group alumni Pondok Pesantren Sukahideng.




Seorang ulama dari Suriah bercerita tentang do'a yg selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti berikut ini...

( ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺭﺯﻗﻨﺎ ﻛﻤﺎ ﺗﺮﺯﻕ ﺍﻟﺒﻐﺎﺙ )

"Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kepada bughats."

Apakah "bughats" itu...?
Dan bagaimana kisahnya...?

"Bughats" adalah anak burung gagak yg baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yg disebut "bughats". Ketika sdh besar dia menjadi gagak (gurab).

Apa perbedaan antara bughats & gurab...?

Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.

Di saat induknya menyaksikannya, ia tidak terima itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu mengintainya dari kejauhan saja.

Anak burung kecil malang yang baru keluar dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.
Lalu bagaimana ia makan dan minum...?

Allah Yang Maha Kuasa & Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya.

Allah menciptakan AROMA tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak yang dapat mengundang datangnya serangga ke sarangnya.
Lalu berbagai macam ulat & serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak, & ia pun memakannya...
Maa syaa Allah...

Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sudah tumbuh.

Ketika itu barulah gagak mengetahui itu adalah anaknya, & ia pun mau mberi makannya sampai tumbuh dewasa & bisa terbang mencari makan sendiri.
Secara otomatis aroma yg keluar dari tubuhnya pun hilang & serangga-serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya.
Dia-lah Allah Ar Razzaq Yang Maha Pemberi Rezeki...

"Kamilah yg membagi-bagikan penghidupan diantara mereka dalam kehidupan di dunia ini."
(QS. Az-Zukhruf : 32)

Rezekimu akan mendatangimu di mana pun kamu berada, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam:

(إن روح القدس نفث في روعي أن نفساً لن تموت حتى تستكمل رزقها، ألا فاتقوا الله وأجملوا في الطلب، ولا يحملنكم استبطاء الرزق أن تطلبوه بمعاصي الله، فإنه لا يدرك ما عند الله إلا بطاعته).


“Sesungguhnya, Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu, hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencarianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah, karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya.” (Hr. Abu Dzar dan al-Hakim)

Makanya sebenarnya kurang pantas bila orang orang beriman berebut rejeki dan seringkali tidak mengindahkan halal haramnya?
Naudzubillah min dzalik...

Ya Allah, Engkau Pemberi dan Penjamin Rezeki, karuniakanlah kepada kami rezeki yg halal dan barokah.

Aamiin YRA...

Wallahu a'lam...

=DR. Amr Khalid=

Sunday, 6 March 2016

Ingin Hidup Lebih Bermakna

Catatan ini diposting oleh Maya Sofiyanti, ketika memposting tulisan ini di akun media sosialnya, ia masih duduk di kelas XII SMK.

  1. Beribadah dengan benar.
    Jika hidup tanpa ibadah yang benar ibarat hidup tanpa pondasi, bangunan tanpa pondasi akan roboh Dengan beribadah dengan benar Insya Allah akan membuat kita semakin tawadhu dan kokoh kepada Allah
  2. Berakhlak Baik.
    Ibadah bagus siang malam, tapi selesai sholat mulut kotor, tidak jujur, apalah artinya ibadah, kalau tidak dibarengi akhlak baik.
  3. Belajar tiada henti.
    Akhlak sudah baik, ibadah bagus tapi itu tidak cukup karena masalah akan bertambah, potensi konflik bertambah,kebutuhan semua bertambah, bagaimana mungkin menyikapi segala yang makin ruwet dengan ilmu yang tidak bertambah Ciri sukses adalah orang-orang yang cinta ilmu dengan belajar.
  4. Bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas.
    Yang harus standar ada pada diri kita adalah bekerja optimal dengan pemikiran yang cerdas karena ada yang kerja keras tetapi akal tidak digunakan akibatnya cuma jadi pekerja keras saja
  5. Bersahaja dalam hidup.
    Ada orang yang bekerja keras tetapi sia-sia, karena ditipu oleh keborosan, bermegah-megah, diperdaya, dikutuk oleh orang lain dan menjadi kedengkian. Kenapa? Karena tidak bersahaja, padahal akibat gemar bersahaja maka kemampuan keuangan kita lebih tinggi diatas kebutuhan sehingga bisa menyimpan uang, bersadaqoh, dan berinvestasi, budaya masyarakat kita diharapkan bukan budaya punya barang, tapi budaya berinvestasi akibatnya selalu punya nilai tambah.
  6. Bantu sesama
    Alat ukur sukses kita setelah bersahaja adalah punya kelebihan untuk memajukan sanak saudara anak paman, tetangga kiri, tetangga kanan, depan belakang, anak pembantu. Kesuksesan kita mulai diukur dengan kemampuan membantu orang lain, membuat lapangan kerja sebanyak mungkin, kita harus terus berbuat dengan kerja keras membantu banyak orang, sehingga orang lain lebih maju lagi dengan mepunyai tata nilai yang sama, ibadah yang bagus, akhlak yang bagus, terus berusaha untuk belajar menambah ilmu dan bekerja keras.